Senin, 21 Juli 2014

Cerita Mudik Lebaran ke Bulupayung


Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh....
Sebelumnya saya mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri 1-2 Syawal 1435 H / 28-29 Juli 2014 M. Taqabbalallahu Minna Wa Minkum mohon maaf lahir batin...

Lebaran seminggu lagi tetapi terasa lama sekali, bukan karena ingin cepat selesai menjalankan ibadah puasa tetapi ingin cepat mengunjungi orang tua di kampung tercinta. 

Seperti sudah menjadi rutinitas tiap lebaran selalu mewajibkan diri untuk pulang kampung, walaupun butuh perjuangan untuk dapat sampai ke tujuan seperti harus siap menghadapi kemacetan perjalanan, jam tempuh perjalanan yang kadang bisa 24 jam lebih, tetapi itu tidak menghambat semangat mudik.

Banyak cerita yang kita dapat dari perjalanan mudik dari mulai berangkat sampai tempat tujuan. Dan ketika sampai ke kampung halaman seribu perasaan yang kita dapat, bermacam bayangan masa lalu akan muncul dipikiran. Perayaan hari raya lebaran bagiku penuh dengan liku-liku, banyak kejadian yang membutuhkan banyak sabar selama mudik bahkan. Begitu banyak cobaan datang tapi bukan itu yang membuatnya bermakna, tapi maaf dari semua insan yang pernah kusakiti. Maaf dari Ibu dan Bapak yang ku cinta! kerabat dan teman sekampung serta suasana lebaran di kampung halaman.

Tapi ada makna yang begitu berharga saat mudik dan melihat keindahan kampung halamanku, suasana keasrian kampung halamanku. Ibaratnya limit 0 menuju 0, tak terhingga!! Begitu indah, kampung halamanku, Bulupayung. Suara petasan yang bersautan, suara takbir dari Mushola hingga hilir mudik para remaja dengan gayanya yang kenes. Begitu juga para perantau yang tak mau ketinggalan selalu ingin menunjukan kesuksesanya di peratauan.

Momen lebaran di kampung halaman yang berkesan ialah ketika berbagi sehari sebelum lebaran dengan kaum dhuafa,  hanya bisa berbagi sedikit tapi senyum diwajahnya luar biasa. Senyum itu yang membuatku bahagia.  Orang tuaku yang luar biasa mengajarkanku untuk tanggap kepada kaum dhuafa dan anak yatim. Karena dibalik keindahan negeri Indonesia masih banyak rakyat jelata yang membutuhkan uluran tangan kita, sedikit tapi begitu berharga bagi mereka.

Di hari yang fitri ini, mari berbagi kebahagiaan menyisihkan rezeki untuk kaum dhuafa, anak yatim dan saudara kita yang membutuhkan..!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar