Rabu, 28 April 2010

Masa Kecilku

.
Masa kecil memang menyenangkan sebuah kebebasan yang selalu bisa kita nikmati di setiap harinya, ingin makan tinggal ambil tidak peduli harus memikirkan setelah ini mau apa, mau tidur tinggal tidur tidak peduli besok punya rencana apa, besok mau kerja apa.

Bagi sebagian besar manusia, masa kecil adalah masa yang paling menyenangkan. Masa kecil adalah masa di mana manusia lebih banyak tertawa dan gembira dibanding masa dewasa. Masa kecil merupakan awal kehidupan kita yang seolah-olah tanpa masalah tanpa beban yang membuat kita sangat bahagia di masa kecil.

Bicara masa kecil tidak terlepas dari kehadiran orang lain, yaitu saudara sekandung karena disitulah awal cerita terjadi sehingga menjadi kenangan terindah sepanjang masa hidupku. Sudah menjadi hal yang lumrah kehadiran saudara banyak mengisahkan cerita kenangan. Dulu sering beramtem gara-gara hal yang sepele.

Aku lahir di sebuah desa kecil di sebelah selatan kota Kebumen. Masa kecilku tidak jauh berbeda dengan anak-anak kampung yang lain. setiap hari di lalui dengan bermain selepas sekolah di selingi membantu oran tua, sampai aku selesai sekolah dasar. Pada waktu jam sekolahpun tidak luput dari bermain, biasanya di lakukan pada saat jam istirahat. Banyak cara dan bentuk permainan pada saat itu mulai dari main karet gelang sampai main keluar jauh dari lingkungan sekolah, tentunya dengan kaki telanjang tanpa sepatu.

Selepas sekolah dasar parmainan masih belum berubah, kalaupun ada itu sangat sedikit mungkin saat masuk sekolah menengah pertama aku sudah mulai di suruh membantu Orang tua ke sawah atau keladang. Dan itu sudah wajar di kerjakan oleh anak-anak kampung seusiaku pada saat itu. Itu di lakukan hingga aku di sekolah tingkat atas.

Semua itu aku kerjakan dengan soaudara kandungku. Kalau teringat itu betapa asiknya masa kecilku bersama saudara-saudaraku. Ketika musim tanam pergi kesawah bersama, begitu juga ketika musim panen. Rasa iri dan rasa males tentu ada dan ini yang membubuhi indahnya masa kecilku.

Masa kebersamaan berakhir ketika aku tamat sekolah mengah atas, sudah menjadi kebiasaan umum juga di kampungku selepas sekolah akan meninggalkan kampung pergi merantau baik untuk melanjutkan sekolah atau tujuan mencari pekerjaan. Kalau aku termasuk orang yang mencari kerjaan. Ada beban tersendiri seandainya selesai sekolah tidak merantau. Di perantauan juga banyak kisah-kisah yang tidak enak banyak cobaan dan hampir-hampir putus asa. Tapi Alhamdulillah rintangan itu terlewati walau dengan susah payah.

Sampai saat sekarang ini aja merasa belum mendapatkan sesuatu yang bisa di banggakan untuk ukuran duniawi. Sudah menjadi kodrat manusia memang tidak selalu merasa puas. Tetapi apa yang saya inginkan sedikit banyak sudah tercapai.

Dari kisah-kisah masa laluku tentu saja tidak akan berarti tanpa kehadiran saudar-saudara kandungku yang secara tidak langsung memberikan semangat. Ingat ketika aku akan meninggalkan rumah. Karena aku tidak punya pakaian yang layak pakai, Adiku meminjamkan / memberikan sebagian bajunya, dan masih banyak kenangan terindah lainya.

Sekarang saya merasa rindu dengan masa kecilku dulu masa yang tidak akan pernah saya lupakan dan kini saya hidup dengan kondisi yang berbeda aku hidup didunia yang sangat kontras dunia yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya, semua sudah berubah tapi ya itulah yang harus saya jalani saya harus bangkit dari segala keterpurukan dan jangan sampai di nina bobokan oleh masa kecilku. Bukan berarti melupakan masa kecilku, tetapi itu sebagai cambuk untuk lebih semangat lagi.

Selasa, 27 April 2010

Bapak dan Ibuku Orangtua Kandungku

Orang tua adalah seseorang yang selalu menyayangi kita dalam keadaan susah maupun senang. orang tua terutama IBU adalah orang yang melahirkan kita dan beliau yang membesarkan kita hingga kita bisa seperti sekarang ini. walaupun kita sering berkelahi dengan orang tua kita, kita yakin bahwa orang tua kita pasti sangat sayang dengan kita hanya kita tidak bisa mengerti perasaanya.
maka dari itu jangan sekali-kali kita berkelahi dengan orang tua terlalu lama/kelewatan bisa-bisa kita menjadi durhaka kepadanya.

Terdapat banyak ayat yang mendudukkan ridha orang tua setelah ridha Allah dan keutamaan berbakti kepada orang tua adalah sesudah keutamaan beriman kepada Allah. Allah berfirman yang artinya,

“Dan Kami perintahkan kepada manusia kepada dua orang ibu-bapanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.” (QS. Lukman: 14). Lihat pula QS. al-Isra 23-24, an-Nisa 36, al-An’am 151, al-Ankabut 08

Maka janganlah sekali kali kita membentak mereka apalagi sampai berkelai sampai orang tua kita teriak minta tolong nek wong Bulupayung ngomong kue ORA ILOK. Memang kalo kita ingat waktu kecil dulu alangkah mirisnya kita, setiap kita di suruh atau di tegur amat sangat melecehkan mereka.

Sabtu, 24 April 2010

Sabar Dalam Musibah

Foto Adiku yang beberapa bulan lalu terkena musibah di Kerawang, tulisan ini kupersembahkan buat Dia...

Musibah & Ujian adalah satu hikmah di mana kita tidak tahu kecuali Allah Subanallah Ta'alaa. Kita sebagai insan bernama manusia harus bersyukur dengan apapun juga ujian yang kita lalui ataupun kita rasakan. Belakangan ini bangsa Indonesia banyak mengalami berbagai macam cobaan diantaranya bencana Alam baik mulai dari Tanah lonsor, banjir, letusan gunung ataupun musibah akibat keteledoran manusia itu sendiri seperti Tragedi semburan Gas di Porong Sidoarjo Jawa timur.

Anugerah dan bencana adalah kehendakNya, Kita mesti tabah menjalani, Hanya cambuk kecil agar kita sadar, Adalah Dia di atas segalanya..Anak menjerit-jerit, asap panas membakar, Lahar dan badai menyapu bersih, Ini bukan hukuman, hanya satu isyarat, Bahwa kita mesti banyak berbenah. Memang, bila kita kaji lebih jauh, Dalam kekalutan, masih banyak tangan, Yang tega berbuat nista… oh..,Tuhan pasti telah memperhitungkan, Amal dan dosa yang telah kita perbuat, Kemanakah lagi kita kan sembunyi, Hanya kepadaNya kita kembali, Tak ada yang bakal bisa menjawab, Mari, hanya tunduk sujud padaNya. Kita mesti berjuang memerangi diri, Bercermin dan banyaklah bercermin, Tuhan ada di sini di dalam jiwa ini, Berusahalah agar Dia tersenyum… oh..,Berubahlah agar Dia tersenyum...
Itu gambaran sedikit syair lagu Untuk Kita Renungkan oleh Ebiet G Ade. walau itu hanya sebuah syair lagu tetapi kita bisa ambil maknanya.

Semua itu menjadikan intropeksi diri apa dan bagaimana kita menghadapinya. sesungguhnya, yang menjadikan hidup itu berwarna adalah “COBAAN”. dimana cobaan itu bisa melemahkan kita atau justru menguatkan kita. Sabar adalah salah satu cara dalam menghadapi cobaan yang menimpa. kemudian cukupkah hanya dengan sabar? kemudian tidakah mengusahakan sebuah solusi? Sabar dan solusi merupakan satu kesatauan yang berjalan beriringan. Justru dengan sabar, dengan sendirinya kita akan memikirkan solusi yang tepat untuk masalah yang kita hadapi. Lalu mengusahakannya selesai tanpa kehilangan sabar tadi. “innamal ‘usri usro” sesungguhnya di setiap kesulitan itu ada kemudahan.

karena kebaikan yang tiada kejelekan adalah bersyukur ketika sehat wal afiat serta bersabar ketika diuji degan musibah. Betapa banyak manusia yang dianugerahi berbagai keni’matan namun tiada mensyukurinya. Dan betapa banyak manusia yang ditimpa suatu musibah akan tetapi tidak bersabar atasnya. Rosul sendiri pernah berkata "Tidaklah seorang hamba menahan sesuatu yang lebih besar daripada menahan al-hilm di kala marah dan menahan kesabaran ketika ditimpa musibah.”

Tentang “MUSIBAH” ada banyak pilihan:
MUSIBAH=UJIAN
MUSIBAH=AZAB
MUSIBAH=AMPUNAN (kasih Allah)

Musibah itu relatif, tergantung dari sudut pandang yang tertimpa. ketiga-tiganya benar. tergantung kita memndangnya sebagai ujian, azab, atau pertanda bahwa Allah sayang kepada kita dengan mengampuni dosa kita dengan membalasnya di dunia sehingga kita pada saat kita kembali di sisi-Nya dalam keadaan bersih. “Allah sesuai persangkaan hamba-Nya” dalam hal ini.

Semoga kita menjadi semakin bijak dalam menyikapi setiap masalah kita dan mensyukuri setiap Rizki yang di dapat terlebih lagi tiap kubik Oksigen yang terhirup.