Jumat, 28 Oktober 2016

Mesin Keliling Penggiling Gabah

Mesin giling gabah keliling
Bentuknya seperti gerobag dengan suara mesin agak keras, ditumpangi oleh dua orang satu memegang kemudi yang satu lagi bertindak sebagai kenek tanpa atap, melaju mengelilingi setiap jalan di perkampungan. Kendaraan tersebut sepertinya hasil modifikasi dari kendaraan mobil bak yang dirubah sedemikian rupa atau memang dirakit khusus.

Mesin penggiling gabah, sering orang menyebutnya. Mereka menjajakan jasa penggilingan bagi orang yang membutuhkanya. Setiap saya pulang kampung Ibuku selalu menggunakan jasa ini. Beras, itulah ole ole yang Ibu berikan padaku ketika ku kembali ke perantauan. Dengan adanya mesin pengolahan pertanian seperti penggilingan padi keliling, petani dengan mudah mengolah gabah menjadi beras untuk di konsumsi atau dijual.

Masih teringat dulu, sebelum mesin ini ada, saya selalu menggiling gabah ke desa tetangga yang kira kira jaraknya sekitar 5 km atau bahkan lebih, dengan berjalan kaki diangkut dengan sepeda onthel atau gerobak tarik. Sesampainya di tempat penggilingan, harus antri berdasarkan kedatangan dan itu bisa memakan waktu setengan hari bahkan sehari penuh. Karena memang keberadaan jumlah tempat penggilingan padi di desaku saat itu sangat sedikit jumlahnya, yang berakibat pada kurangnya efesien waktu dan hasil penggilingan padi.

Sekarang di desaku sudah tidak kesulitan dalam menggiling padi, tidak seperti dulu sangat sulit, jika hendak menggiling padi harus berjalan jauh ke tempat penggilingan padi yang letaknya jauh memerlukan tenaga lebih lagipula ongkosnya juga mahal. Dengan adanya penggilingan padi keliling tinggal lambaikan tangan dan memanggilnya, sudah mendapatkan layanan prima dari sang penjual jasa dari mulai mengangkut gabah dari penyimpanan di rumah hingga diantarkan kembali sudah dalam bentuk beras. Bagi yang sudah percaya tidak perlu di awasi dalam proses penggilinganya  tinggal terima beres.Biaya cukup terjangkau dapat membayar dengan uang atau dengan dedak serta menir, hasilnya cukup lumayan baik karena proses penggilingan sebanyak 3 kali, beras yang digilingpun hasilnya bersih berwarna putih. Musim panen adalah musim rejeki bagi para jasa mesin penggiling keliling.

Begitulah indahnya hidup di kampung, ingin rasanya saya kembali ke desaku menghabiskan sisa umurku di desa Bulupayung tercinta, tapi bisa ga yah ?, apalagi sekarang Bapak orang tuaku satu satunya yang masih ada hidup sendiri di rumah. Sering kebayang wajah Bapaku yang sudah sepuh sedang apakah beliau di rumah sekarang... Ketika kuliat beras di karung yang tersimpan di pojok ruangan dapur ku selalu teringat akan mesin gilling gabah di desaku seketika itu juga teringat akan indahnya kampung halanmanku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar