Sabtu, 12 November 2011

Gunung Condong Kebumen




Whooo...begitu indahnya alam wilayah Kabupaten Kebumen. Sebagai orang asli Kebumen banyak tempat yang sudah saya datangi dari mulai pantai, gua, waduk, peninggalan sejaran sampai pegunungan. Tak terkecuali Gunung Condong, yang mungkin tidak setenar obyek wisata lainya di Kebumen seperti Gua Jatijajar, Pantai Ayah  atau Pantai Petanahan.

Gunung Condong yang masih termasuk deretan pegunungan serayu yang membantang di wilayah utara Kabupaten Kebumen yang membatasi dengan Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara. Bisa di tempuh dengan naik sepeda motor atau naik angkutan desa dari Kota Karanganyar menuju Desa Kajoran setelah itu di lanjutkan dengan berjalan kaki menuju puncak Gunung Condong. Jangan takut motor akan hilang karena di kaki gunung banyak penitipan sepeda motor. Kalau jaman saya dulu dari rumah dengan naik sepeda ontel.

Gunung Condong lebih tepat disebut sebagai wisata pendakian, butuh nyali dan fisik yang handal apabila ingin menuju ke tempat ini. Dengan jarak tempuh sekitar 10 km atau bahkan lebih menjadi tantangan tersendiri cocok buat para petualang. Sebelum mendaki alangkah baiknya persiapkan semua perlengkapan pendakian seperti sepatu gunung, tali, tongkat jangan lupa bekal makanan/minuman karena di perjalanan kadang tidak di jumpai warung jajanan karean jarang sekali ada perumahan. 

Mulai pendakian dari Desa Kajoran dengan menyusuri jalan pegunungan yang lebarnya sekitar 1-2 meter. Agar tidak tersesat, jangan malu bertanya apabila ragu akan jalan yang mau di tempuh. Kalau sudah melewati perkampungan penduduk tantangan yang sesungguhnya baru di mulai. Jalan yang sempit terkadang melewati jalan bebatuan terjal dan tanah licin. Jangan heran kalau harus sedikit menerobos semak-semak, juga akan menjumpai padang rumput yang agak luas. Di padang rumput inilah sangat cocok untuk sekedar beristirahat sambil menikmati bekal makanan di bawah pohon rindang sambil memandang alam sekitar dengan dikelilingi perbukitan hijau yang menjulang, serasa ada di film karton. 

Mendekati puncak Gunung Condong akan melewati jalan setapak dengan lembah curam di sisi kiri kananya. Apabila tidak punya nyali besar bisa-bisa akan berhenti di situ dan lupakan impian untuk mencapai puncaknya. Walau dengan jalan yang sangat menakutkan bagi yang takut, dari jalan tersebut bisa terlihat pemandangan lembah yang menajubkan dengan hamparan pohon hijau tepat dibawahnya. Apabila kita nengok ke belakang terlihat pemandangan Kota Karanganyar dan Sruweng dengan penghasil gentengnya. Apabila kita takut melihat kebawah dan kebelakang pemandangan di depanya juga tidak kalah menarik dengan bukit curam kehijauan menyerupai piramida itulah puncak dari Gunung Condong. Bila yang menyukai pasti akan berlama-lama di tempat ini, dan mengabadikanya dalam bentuk foto untuk bekal cerita sesampainya di rumah.

Teringat dulu pada saat masih SMP sekitar tahun 1980 saya pergi kesana dalam rangka kegiatan Pramuka. Di tempat itulah ketika hampir sampai di puncak, turun hujan lebat dengan kabut tebal, jalan licin, udara sangat dingin. Lembah yang kelihatan hijau tersebut berubah menjadi warna putih karena tertutup kabut. Saat itu serasa berada di atas awan. Penglihatan mata hanya berjarak 4-6 meter, serasa pingin nagis karena ketakutan. Guru pembimbing mengintruksikan tetap maju dengan berjalan merangkak takut tergelincir menuju puncak karena untuk turun tidak mungkin terlalu jauh. Beberapa teman-teman saya saat itu ada yang pinsan kelelahan dan kedinginan.........

Sesampainya di puncak Gunung Condong jangan tanya lagi keindahan yang memanjakan mata. Selain rasa puas dan bangga bisa sampai di puncak. Apabila kita berdiri di sekeliling kita terhampar bukit-bukit curam menyerupai piramida nan hijau tidak ketinggalan nampak di kejauhan daratan hijau seperti lautan dengan sisi sebelah barat daya berderet pegunungan kapur tentunya warnaya hijau bukan putih, yang bermuara di samudera Indonesia.

Setelah puas menikmati keindahan alam pegunungan dan hamparan hijau. Persiapkan fisik untuk kembali ke turun gunung. Karena tidak memungkinkan untuk bermalam di tempat tersebut, andai sudah sangat letih cari perkempungan terdekat untuk bermalam.

Banyak jalan yang bisa di lalui untuk menuju kesana, kebetulan saya lewat Desa Kajoran, mungkin ada opsi jalan lain, tentunya kondisi pemandangannya akan berbeda. Bagimana, Anda berminat ?.. semoga aja pengalamanku ini sebagai rujukan bagi Anda pecinta petualang...selamat mencoba....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar