Sabtu, 15 Juni 2013

Bulupayung Indahnya Desaku


Jalan utama desa Bulupayung
Jalan utama desa Bulupayung
 
Jalan utama desa Bulupayung
 
Jalan utama desa Bulupayung
 
Jalan utama desa Bulupayung
 
Salah satu gang desa Bulupayung
 
Jalan tengah desa Bulupayung


Jalan tengan desa Bulupayung

Jalan utama desa Bulupayung
 
Jalan utama desa Bulupayung
 
Masjid desa Bulupayung
 
Rumah warga desa Bulupayung

Indahnya Desaku Bulupayung Sisi Selatan



Indahnya Desaku Bulupayung Sisi Utara




Sabtu, 23 Februari 2013

Makam P. Joyo Kusumo di Desa Bulupayung

Desa Bulupayung adalah desa yang masuk wilayah kelurahan Mangunharjo kecamatan Adimulnyo Kebumen. Banyak cerita tentang desa ini salah satunya adalah banyaknya makam tua di sisi utara membentang dari barat hingga timur. Dari deretan makam yang ada terdapat tiga makam tua yang mempunyai sejarah bagi penduduk desa Bulupayung. Kalau kita urut dari timur yaitu makam P. Joyo Kusumo kemudian ditengah P. Trenggono dan Nyai Maduretno disebelah baratnya makam Siti Sundari. Mereka masih satu keluarga.

Dari ketiga makam tersebut hanya makam P. Joyo Kusumo yang tidak diketahui kisah hidupnya dibanding dengan kedua makam lainya. P. Joyo Kusumo adalah anak laki-laki dari P. Trenggono dan Nyai Maduretno. P. Trenggono adalah seorang prajurit Pangeran Diponegoro yang singgah dihutan yang nantinya hutan tersebut konon sebagai cikal bakal desa Bulupayung. 

Kesan pertama yang saya dapat dari komplek makam ini adalah tidak terlalu seram karena memang area ini tidak lagi digunakan. Yang ada hanya deretan tanaman pisang yang berbaris rapi nampak bahwa tanaman tersebut belum lama. Dibelakang makam P. Joyo Kusumo adalah persawahan dengan latar belakang desa Banyuroto. 

Tahun 1980-an ketika saya kecil dulu area yang sekarang dijadikan kebun pisang adalah lapangan Volly yang setiap sore hari ramai digunakan dan untuk tempat bermain anak-anak kecil seperti main karet, petak umpet, main sepeda atau hanya sekedar duduk-duduk ngobrol saja.

Begitulah sedikit cerita tentang makam-makam tua di desa Bulupayung. Sampai sekarang makam tersebut masih dianggap keramat itu terbukti dengan masih segarnya gundukan bekas bakar kemenyan dan bunga mawar, melati terutama pada hari-hari besar Islam makam ini selalu dikunjungi orang untuk berjiarah (nyekar istilah warga setempat) atau pada saat orang akan melaksanakan hajatan keluarga. 

Saya sebagai orang yang terlahir di desa ini merasa bangga bukan karena keberadaan makam ini yang katanya seram tetapi di balik itu ada kisah yang mempunyai nilai sejarah. Benar atau tidaknya kisah tersebut itu tergantung kita dalam menilainya yang penting jangan sampai menjadikan kita berubah syirik.


Asal Mula Nama Desa Bulupayung
Bulupayung - Kebumen ....
Paguyuban Bulupayung & Duduhan
Makam P. Trenggono dan Nyai Maduretno di Desa Bulupayung


Sabtu, 16 Februari 2013

Makam Siti Sundari di Desa Bulupayung


Desa Bulupayung desa kecil di wilayah Kelurahan Mangunharjo Kecamatan Adimulnyo Kebumen dengan penduduk yang manyoritasnya bertani. Desa yang dianggap oleh desa sekitar sebagai desa yang seram. Menurut penduduk desa sekitar, kalau malam hari setiap melintas disisi sebelah utara desa sering diperlihatkan dengan sosok wanita muda cantik dengan rambut panjang hapir menyentuh tanah. Dan itu selalu nampak dijalan utara desa sisi tengah yang kalau di urutkan lurus dengan jalan yang dari arah desa Banyuroto.

Penduduk sekitar selalu mengkaitkan dengan keberadaan makam tua yang ada disisi perempatan jalan. Makam yang ditumbuhi gundukan tanah yang menyerupai gundukan rayap. Yang keberadaan makamnya sangat dikeramatkan oleh para penduduk desa. Memang betul makam tersebut adalah makam Siti Sundari putri dari P. Trenggono dan Nyai Maduretno yang makamnya berada tidak jauh, yaitu di sebelah timurnya.

Konon cerita menurut penduduk desa Bulupayung Siti Sundari adalah sosok wanita muda yang sangat cantik parasnya, putih bersih kulitnya dan rambutnya panjang hitam lebat. Kecantikan Siti Sundari sangat terkenal di desa sekitar bahkan sampai ke kadipaten hingga kerajaan. Maka tidak heran banyak pemuda dan pangeran yang ingin mempersuntingnya.

Menurut cerita karena kulitnya sangat putih dan bersih sampai-sampai ketika minum aliran airnya terlihat dari tenggorokanya. Bisa dibayangkan seperti apa putihnya putri tersebut, silahkan boleh percaya boleh tidak ?.

Tetapi tragis nasib Si Gadis ini, Dia meninggal dengan cara bunuh diri. Menurut crita yang saya peroleh Dia galau dan risau karena banyak pemuda yang ingin mempersuntingnya tetapi Dia tidak bisa menentukan mau memilih pemuda yang mana. Mungkin pikir Dia daripada menyakiti salah satu dari pemuda tersebut lebih baik mengahiri hidupnya saja.. Whow...seperti kayak di sinetron aje... Tetapi sebelum mengahiri hidupnya Dia sempat mengeluarkan kalimat semacam sumpah isinya  kira-kira seperti ini :

"Kelak di desa ini tidak akan ada wanita cantik yang rambutnya panjang dan lebat, kalaupun dia cantik rambutnya tidak akan panjang dan lebat, kalau ada wanita yang cantik dengan rambut panjang maka umurnya tidak akan lama"   

Ouuuwww....  sangat emosional.. isi sumpahnya, semoga saja sumpah itu tidak berlaku lagi. Dan banyak saya liat di desa Bulupayung wanita-wanita cantik, Alhamdulillah mereka baik-baik saja atau memang juga yang cantik kebetulan tidak berambut panjang, paling cuma sebahu atau sepunggung belum ada yang panjangnya sampai lutut apalagi sampai tanah. Entahlah....yang jelas jangan menjadikan kita Syirik....

Itulah cerita sedikit tentang sosok wanita yang dimakamkan disisi utara desa Bulupayung sebelah barat. Sebetulnya masih ada lagi makam tua yang berada di sebelah timur desa dia masih saudara laki-laki dari Siti Sundari namaya P Joyo kusumo. Lain waktu kita ulas makam tersebut...

Asal Mula Nama Desa Bulupayung
Bulupayung - Kebumen ....
Paguyuban Bulupayung & Duduhan
Makam P. Trenggono dan Nyai Maduretno di Desa Bulupayung


Sabtu, 09 Februari 2013

Makam P. Trenggono dan Nyai Maduretno di Desa Bulupayung

Desa Bulupayung masuk wilayah kelurahan Mangunharjo Kecamatan Adimulnyo Kebumen adalah merupakan desa kecil yang dikelilingi oleh hamparan sawah hijau, seperti pulau kecil di tengah laut. Penduduknya manyoritas bertani. Desa yang dimata desa tetangga mempunyai yoni atau kharisma. Menurut mereka itu disebabkan oleh adanya tiga makam tua yang terdapat disisi utara desa

Menurut penduduk desa sekitar mereka tidak mau melewati desa Bulupayung dimalam hari kalau tidak ada hal yang sangat penting. Tetapi Alhamdulillah sekarang sudah tidak terlalu seram seperti dulu mungkin dikarenakan adanya rumah yang berdekatan dengan makam tersebut, mulai dari rumah Mas Agus Darsono dengan warung sembakonya yang lengkap kemudian rumah Bu Sum (Bowo) dan rumah Mas Puji pas di sudut makam yang konon terlihat seram.

Dengan gundukan tanah setinggi sekitar 50 cm semacam gundukan rayap, menandakan bahwa makam tersebut sangatlah tua.  Menurut cerita yang saya dapat dari Orang tua saya makam tersebut adalah makam P. Trenggono dan istrinya Nyai Maduretno. 

Konon cerita makam tersebuat adalah seorang prajurit Pengeran Diponegoro yang terluka. Ditengah hutan mereka mencari tempat yang cocok untuk beristirah sambil menyembukan lukanya, sekalian bermalam, dipilihlah pohon besar yang rindang. Pohon tersebut ranting dan dahanya meyerupai bulu yang menjulur hampir menyentuh tanah dan sangat rindang kalau dari kejauhan nampak seperti payung yang sedang terbuka. Maka dari itulah tempat tersebut di namai Bulupayung, sampai sekarang. Yah.. mungkin mirip pohon beringin cuma bedanya ada pada dahan dan ranting yang menyerupai bulu / "bulu ayam".

 
Sejak itulah daerah tersebut dikenal dengan nama Bulupayung yang artinya tempat berteduh yang sangat menyejukan dan nyaman untuk ditinggali. Entah benar atau tidak saya sendiri belum bisa membuktikanya karena cerita tersebut didapat secara turun temurun dari orang tua saya. 

Bukti kebesaran makam tersebut dengan ditandai banyaknya orang yang berjiarah "nyekar" terutama pada saat hari-hari besar Islam seperti menjelang bulan Ramadhan atau ketika salah satu warga akan mengadakan hajatan. 

P. Trenggono dan Nyai Maduretno mempunyai dua anak yaitu Siti Sundari yang makamnya disebelah baratnya dan Pangeran Joyo Kusumo yang makamnya terdapat di ujung timur desa. Boleh dikatakan kalau P. Trenggono sebagai pendiri desa Bulupayung atau mungkin juga sebagai nenek moyangnya, tapi kenapa anak turunya tidak namapak yah....?

Itulah cerita sedikit tentang tiga makam tua yang ada di sisi utara desa Bulupayung, jadikanlah makam tersebut sebagai kebanggaan kita, sebagai anak desa Bulupayung jangan sampai menjadi tempat Syirik....

Asal Mula Nama Desa Bulupayung
Bulupayung - Kebumen .... 
Paguyuban Bulupayung & Duduhan
Makam Siti Sundari di Desa Bulupayung
Makam P. Joyo Kusumo di Desa Bulupayung