Whooo...begitu
indahnya alam wilayah Kabupaten Kebumen. Sebagai orang asli Kebumen banyak
tempat yang sudah saya datangi dari mulai pantai, gua, waduk, peninggalan
sejaran sampai pegunungan. Tak terkecuali Gunung Condong, yang mungkin tidak
setenar obyek wisata lainya di Kebumen seperti Gua Jatijajar, Pantai Ayah atau Pantai Petanahan.
Gunung
Condong yang masih termasuk deretan pegunungan serayu yang membantang di
wilayah utara Kabupaten Kebumen yang membatasi dengan Kabupaten Wonosobo dan
Kabupaten Banjarnegara. Bisa di tempuh dengan naik sepeda motor atau naik
angkutan desa dari Kota Karanganyar menuju Desa Kajoran setelah itu di
lanjutkan dengan berjalan kaki menuju puncak Gunung Condong. Jangan takut motor
akan hilang karena di kaki gunung banyak penitipan sepeda motor. Kalau jaman
saya dulu dari rumah dengan naik sepeda ontel.
Gunung
Condong lebih tepat disebut sebagai wisata pendakian, butuh nyali dan fisik
yang handal apabila ingin menuju ke tempat ini. Dengan jarak tempuh sekitar 10
km atau bahkan lebih menjadi tantangan tersendiri cocok buat para petualang.
Sebelum mendaki alangkah baiknya persiapkan semua perlengkapan pendakian
seperti sepatu gunung, tali, tongkat jangan lupa bekal makanan/minuman karena di
perjalanan kadang tidak di jumpai warung jajanan karean jarang sekali ada
perumahan.
Mulai
pendakian dari Desa Kajoran dengan menyusuri jalan pegunungan yang lebarnya
sekitar 1-2 meter. Agar tidak tersesat, jangan malu bertanya apabila ragu akan
jalan yang mau di tempuh. Kalau sudah melewati perkampungan penduduk tantangan
yang sesungguhnya baru di mulai. Jalan yang sempit terkadang melewati jalan
bebatuan terjal dan tanah licin. Jangan heran kalau harus sedikit menerobos
semak-semak, juga akan menjumpai padang rumput yang agak luas. Di padang rumput
inilah sangat cocok untuk sekedar beristirahat sambil menikmati bekal makanan di
bawah pohon rindang sambil memandang alam sekitar dengan dikelilingi perbukitan
hijau yang menjulang, serasa ada di film karton.
Mendekati
puncak Gunung Condong akan melewati jalan setapak dengan lembah curam di sisi
kiri kananya. Apabila tidak punya nyali besar bisa-bisa akan berhenti di situ
dan lupakan impian untuk mencapai puncaknya. Walau dengan jalan yang sangat
menakutkan bagi yang takut, dari jalan tersebut bisa terlihat pemandangan
lembah yang menajubkan dengan hamparan pohon hijau tepat dibawahnya. Apabila
kita nengok ke belakang terlihat pemandangan Kota Karanganyar dan Sruweng
dengan penghasil gentengnya. Apabila kita takut melihat kebawah dan kebelakang
pemandangan di depanya juga tidak kalah menarik dengan bukit curam kehijauan
menyerupai piramida itulah puncak dari Gunung Condong. Bila yang menyukai pasti
akan berlama-lama di tempat ini, dan mengabadikanya dalam bentuk foto untuk
bekal cerita sesampainya di rumah.
Teringat
dulu pada saat masih SMP sekitar tahun 1980 saya pergi kesana dalam rangka
kegiatan Pramuka. Di tempat itulah ketika hampir sampai di puncak, turun hujan
lebat dengan kabut tebal, jalan licin, udara sangat dingin. Lembah yang
kelihatan hijau tersebut berubah menjadi warna putih karena tertutup kabut. Saat
itu serasa berada di atas awan. Penglihatan mata hanya berjarak 4-6 meter,
serasa pingin nagis karena ketakutan. Guru pembimbing mengintruksikan tetap
maju dengan berjalan merangkak takut tergelincir menuju puncak karena untuk
turun tidak mungkin terlalu jauh. Beberapa teman-teman saya saat itu ada yang
pinsan kelelahan dan kedinginan.........
Sesampainya
di puncak Gunung Condong jangan tanya lagi keindahan yang memanjakan mata.
Selain rasa puas dan bangga bisa sampai di puncak. Apabila kita berdiri di
sekeliling kita terhampar bukit-bukit curam menyerupai piramida nan hijau tidak
ketinggalan nampak di kejauhan daratan hijau seperti lautan dengan sisi sebelah
barat daya berderet pegunungan kapur tentunya warnaya hijau bukan putih, yang
bermuara di samudera Indonesia.
Setelah
puas menikmati keindahan alam pegunungan dan hamparan hijau. Persiapkan fisik
untuk kembali ke turun gunung. Karena tidak memungkinkan untuk bermalam di
tempat tersebut, andai sudah sangat letih cari perkempungan terdekat untuk
bermalam.
Banyak
jalan yang bisa di lalui untuk menuju kesana, kebetulan saya lewat Desa
Kajoran, mungkin ada opsi jalan lain, tentunya kondisi pemandangannya akan
berbeda. Bagimana, Anda berminat ?.. semoga aja pengalamanku ini sebagai
rujukan bagi Anda pecinta petualang...selamat mencoba....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar