Minggu, 07 Juni 2015

Menyambut Romadhon di Kampungku


Tidak lama lagi bulan Romadhon atau bulan puasa akan segera datang kalau menurut kalender, akan jatuh pada sekitar tanggal 18 juni. Bulan yang sangat istimewa bagi umat muslim di seluruh dunia. Disitulah pintu amalan di buka lebar-lebar dan Allah SWT memberikan obral pahala yang luar biasa bagi umatnya yang taat akan segala perintahnya. 

Awal Romadhon dikampung saya biasanya di awali dengan tradisi nyekar sebutan untuk ziarah ke makam leluhur, maka tidak heran saat menjelang Romadhon tempat pemakaman umum penuh dengan orang-orang yang berziarah ke pemakaman  untuk mendoakan para leluhur dan sanak saudara yang telah almarhum.

Suara bedug di berbagai suro dan masjid yang bersautan sebagai tanda awal puasa, menjadi ciri khas. Masih ku ingat ketika masih SD banyak tradisi yang bertujuan membangkitkan semangat Romadhon seperti membuat oncor, oncor adalah alat penerang yang terbuat dari bambu yang di isi minyak tanah dengan dikasih kain bekas sebagai sumbunya makhlum saat itu listrik belum ada di kampung saya. Oncor itulah untuk menerangi saat pergi sholat teraweh, tempat terawehpun tidak di suro atau masjid tetapi di tempat pak kaum, (kaum adalah sebutan perangkat desa yang membidangi keagamaan). Entah kenapa sholat teraweh tidak di mushola padahal waktu itu mushola tersedia, saya sendiri juga bingung.

Yang sangat memalukan bila teringat masa kecil dulu saat waktu sholat teraweh tiba, bukanya sholat malah bermain petak umpet di halaman sekitar pak kaum, dan akan kembali ketika jaburan telah keluar biasanya saat sholat teraweh sudah selesai. Jaburan adalah makanan penutup sholat teraweh semacam snack. Walau cuma makanan kecil seperti singkong, ketela, jagung yang di rebus atau nasi tumpeng sudah sangat luar biasa disaat itu.

Selain itu juga ada permainan unggulant saat bulan Romadhon sambil menunggu waktu buka puasa dikampungku ada permainan mercon bambu yaitu bambu yang sudah tua dan berkulit tebal agar tahan dari tekanan dan suaranya nyaring. Bambu dipotong diujung dikasih lubang sebagai sumbunya, untuk menghasilkan suara bambu diisi karbit dicampur air secukupnya, tutup semua lubang dengan kain, tunggu sesaat kemudian sulut dengan api ujung lobang kecil tersebut maka akan terjadi letupan yang sangat keras, cukup menghibur sambil menunggu jam buka puasa.

Ada mercon karbit yang lebih keras suaranya dari mercon bambu yaitu dengan membuat lubang ditanah dengan kedalaman ujung sekitar satu jengkal tangan dewasa kemudian tutup dengan papan yang ujung papanya dilubangi dan disambung dengan carang (bambu kecil) sebagai sumbunya kemudian timbun dengan tanah. Untuk menyulutnya masukan karbit yang sudah dicampur air letakan pada tempat wadah kecil yang di kaitkan pada sebuah bambu yang dirakit tutup semua lubang dengan kain bekas tunggu beberapa saat. Kemudian sulut dengan api sumbunya, maka akan menghasilkan suara yang menggelegar lebih keras dibanding dengan mercon bambu.

Masih banyak cerita di bulan Romadhon dikampung saya yang saat ini agak sedikit sulit ditemukan karena tergeser dengan permainan yang lebih moderen. Tanpa tidak harus mengurangi rasa khusu beribadah di bulan puasa, itulah tradisi dan permainan yang membanggakan buat saya dan anak kecil pada waktu itu sebagai hiburan untuk menghilangkan rasa dahaga dan lapar.

Kini di tahun ini sepekan lagi bulan itu akan datang sebagai umat Islam yang taat seharusnyalah kita menyambut dan menjalankan ibadah tersebut. Bulan yang datang setahun sekali, bulan dimana pintu syurga terbuka lebar, bulan dimana ada peristiwa obral pahala yang luar biasa di sepuluh hari terahir yang desebut Lailatur Qodar.

Selamat menjalankan ibadah puasa di bulan suci Romadhon semoga dibulan tersebut sebagai tempat intropeksi dan belajar menahan segala nafsu keserakahan...