Selasa, 05 Agustus 2014

Bulupayung Ditinggal Burung Manyar


Kantor balaidesa Mangunharjo dengan sawahya yang mulai menguning
Saat ini didesaku Bulupayung sedang musim panen padi. Sebuah kebahagiaan bagi para petani karena inilah saat yang terindah. Tetapi pada beberapa tahun belakangan ini ada yang kurang di desaku.  Yah.... kurang kicauan burung.. Biasanya disaat musim panen padi seperti sekarang, akan muncul segerombolan burung Manyar. Burung kecil nan lincah dengan suara melengking seperti terompet. Burung Manyar adalah burung pemakan biji-bijian, bertempat tinggal pada daerah rawa berumput, semak-semak dan persawahan.

Burung ini biasanya berbiak mulai bulan April hingga Oktober. Si jantan yang doyan kawin, mempu memikat sibetina 2-3. Si betina dapat bertelur 2-4 telur dan mengeraminya, tanggungjawab perawatan keturunan diserahkan pada si betina. Sedang Si jantan mencari pacar baru yang kelak akan dinikahi dan kembali berpopulasi. 

 
Saat masa kecilku dulu sekitar tahun 1980 s/d 1990 an, hampir setiap musim panen padi burung Manyar terlihat dalam gerombolan besar di area persawahan dan akan membangun sarang di pucuk-pucuk pohon kelapa deket rumah.  Pokoknya disekitar rumahku dulu hampir seperti pasar burung, karena begitu banyaknya dan ramainya kicauan burung Manyar. Tetapi pada saat ini hampir tidak lagi terlihat apalagi mengenal siburung mungil nan centil ini. Jangankan sarangnya, burungnya pun jarang ada yang tau kemana gerangan keberadaanya. 

Masih teringat, ketika musim panen padi tiba, sayapun dengan sendirinya akan panen burung ini. Memelihara burung Manyarpun seperti musim panen, karena untuk mendapatkan burung ini cuma bisa saat musim panen. Bukan cuma saya hampir setiap anak seuisiaku dulu dirumahnya selalu bergelantung sangkar burung berisis burung Manyar. Selain mudah mendapatkanya, pakanya pun tidak terlalu sulit cukup dengan beras atau pisang. 


Selain pintar menghitung hari, dengan kapan dia datang dan pergi. Burung cantik inipun ahli dalam membangun rumahnya. Selain merencanakan bentuk rumah di mulai dari mencari material sarang, mengankutnya, sampai penyelesaian pembangunan sarang semua dikerjakan sendiri tidak pake tender. Diawali dengan memilih batang daun kelapa yang cocok dan kuat sebagai tiang penopang sarang. Mulailah menganyam dengan telaten hingga membentuk sarang yang indah dan menawan. Untuk membuat sarang dibutuhkan material yang kokoh dan panjang sehingga menghasilkan ikatan yang cukup kuat. Mereka menyayat daun kelapa, beberapa ada yang menyayat rumput yang besar, bahkan memanfaatkan tangkai buah padi. 


Begitu indahnya burung Manyar tapi sayang sekarang tidak akan dijumpai lagi. Burung yang dulu dianggap sebagai hama pertanian, kini menjadi sangat sulit ditemui di alam desaku. Beberapa sebab mengapa burung ini sulit dijumpai saat ini. Mungkin juga karena perburuan untuk peliharaan, komsumsi dan tingkat keberhasilan hidup si burung tersebut. Kasian Dia, imbasnya kita tidak bisa menikmati indahnya dan centilnyaa tingkah laku si burung mungil ini. Kini saya sadar, betapa berharganya dirimu di mataku ketika dirimu tidak ada.... 

Senin, 04 Agustus 2014

Bulupayung Panen Raya

Musim panen adalah musim yang sangat di nanti oleh setiap petani tak terkecuali di desaku Bulupayung. Setelah hampir menunggu beberapa bulan dari musim tanam kini saatnya menikmati hasilnya. Sebagai seorang petani panen adalah sebuah anugerah dan kebahagiaan. Walaupun panen tahun ini tidak sempurna seperti tahun lalu, karena adanya serangan hama wereng, paling tidak ada sedikit harapan untuk dapat menikmati jerih payah selama ini.
Berikut beberapa gambar yang saya abadikan lewat ponsel...

Nampak pohon jati dengan dikelilingi padi yang menguning di desa Mangunharjo

Hamparan padi menguning di desa Mangunharjo

Panen raya di desa Bulupayung

Panen segera tiba di desa Bulupayung
Sisi sudut utara Desa Bulupayung
 
Indahnya desaku Bulupayung
 
Pemandangan asri Desa Bulupayung
Pemandangan Asri desa Bulupayung
 
Panen telah tiba